Ketabahan Seorang Ibu Ketika Mengetahui Anaknya Di Bakar Hidup-Hidup

Ibu mana yang tidak hancur hatinya melihat darah dagingnya harus meregang nyawa karena dibakar hidup-hidup oleh amuk massa. Ibu mana tak kehilangan bila anak yang dulu dikandungnya selama 9 bulan dan dibesarkannya dengan penuh kasih harus terenggut dalam usia yang masih tergolong muda.

Seperti itulah mungkin perasaan yang dialami oleh Ibu Sutinah, orang tua Hendriyansah, salah satu pelaku pembegalan yang tewas di Pondok Aren dini hari (24/2/2015) lalu. 

Terlepas kelakuan anaknya yang sudah melewati batas karena pergaulan yang salah, saya melihat begitu hebat dan tabahnya ibu Sutinah menghadapi cobaan itu. 

Saya terhenyak ketika melihat berita tewasnya Hendriansyah tayang di TV One. Perempuan yang tidak lagi muda ini tergar berdiri disamping jasad anaknya yang nyaris tidak dapat dikenali lagi. 

Apakah yang dilakukan Ibu Sutinah? Bukannya menangis meronta-ronta, emosi atau jatuh pingsan akan tetapi justru mengangkat kedua tangannya, memanjatkan doa, memohonkan ampun atas dosa dan kesalahan anaknya. 

Tidak ada orang tua yang menghendaki anaknya menjadi maling, begal, perampok, koruptor dan sejenisnya. Ini juga bukan karena pilihan jalan takdir yang salah. Bukan ! Takdir tidak pernah salah. Termasuk apa yang dialami oleh Hendriansyah. Saya tidak membenarkan kelakuannya. Apa yang telah dilakukannya tetaplah perbuatan yang salah baik dalam pandangan hukum postif maupun hukum agama. 

Tetapi satu yang pasti, apa dan bagaimana tentang seseorang dan akhir kehidupannya adalah rahasia Illahi Robbi. Siapa yang mampu menolak suatu keburukan bila Allah SWT telah menjatuhkan kepada seseorang. Mungkin anda sepaham dengan saya bahwasanya apapun tentang diri kita sebenarnya sudah ditulisan dalam Lauhul Mahfudz.

Lalu apa yang membuat Ibu Sutinah sekuat dan setegar itu? Entahlah. Saya sendiri tidak bisa menebak pasti. Saya hanya menduga-duga saja bahwa apa yang menguatkan hati ibu Sutinah adalah keiklhasan dan kepasrahan pada kehendak Tuhan. Ada rahasia dibalik rahasia, itu kurang lebihnya seperti kata Pelakon Bang Ali dalam Sinetron Islam KTP. 

Salam hormat saya untukmu Ibu Sutinah, Semoga Allah menerima keiklhasanmu. 




Komentar

  1. Manusia itu tidak perlu dibunuh nanti juga mati sendiri, tetapi hidup dan mati sudah ada takdirnya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. He,,he..he...mesti deh mas...Qulu Nafsin Dzaikotul maut...

      Hapus
  2. Tindak kejahatan seperti begal yang semakin marak, membuat masyarakat semakin takut ...prilaku bakar hidup hidup mungkin bermaksud memberi efek jera terhadap pelaku kejahatan, karena kalo penjara sama sekali tidak membuat efek jera bagi pelakunya... Ibu sutinah sudah pasrah. klo minta keadilan juga percuma, wong anaknya udah tiada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mas..tetapi dalam tatanan hukum manapun termasuk hukum agama...tidak ada satupun yang mengajarkan cara seperti itu....

      Hapus
  3. Qoho dan qodarnya Allah itu yg harus diyakini org yg beriman, saya yakin kareba ibu sutinah tegar dan sabat karena punya pondasi keimanan yg kuat.

    krn jika kembali ke asal pokok permasalahn justru dilema, kedua belah pihak sama berbuat yg tidak layak. Jadi ambil positfnya saja utk renungan kita yg masih hidup ..

    Setaip kejelekan atau kebaikan akan kembali ke diri kit sndri.
    krn ajal itu tidak kenal umur, oleh karena itu bersiap2lah mulai dari saat ini juga, karena jika ajal sudah didepan mata, siapapun tak akan mampu menghentikannya.

    dan mash bnyk lgi yg bisa kita ambil hikmah dri kejadian tsb ... :)

    Wallahu a'lam ,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul saya sepakat mas, intinya memang bagaimana menata sikap diri atas qodhlo dan qodar bahwa kedua hal itu pasti...dan kematian itu ada didalamnya...terima kasih telah berpendapat...

      Hapus
  4. Sebagai calon ibu, merasakan bagaimana perasaaan ibu sutinah, meskipun itu secuil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak...semoga menjadi ibu yang bijak kelak dalam mendidik putra putrinya... aamiin...

      Hapus
  5. Aatagfirullah.. saya baru tau tentang berita ini mak. Alfatihah untuk korban. Salam hormat untuk bu sutinah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak....semoga jadi pembelajaran bagi kita semua arti tentang kejahatan, dan arti tentang keikhlasan...

      Hapus
  6. begal itu kejahatan tapi biar gimanapun tindakan amuk masa, main hakim sendiri, tidak bisa dibenarkan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju mas. Main hakim sendiri menggambarkan masyarakat yang tidak mempercayai hukum positif...

      Hapus
  7. pasti ga sepenuhnya kecewa ibunya
    soal'a kelakuan anak'a udah jauh dari akidah

    BalasHapus
  8. sebuah artikel yang sangat menarik sekali untuk dibaca,ini,unik,dan membuat wawasan dapat menjadi bertambah,terimakasih banyak

    BalasHapus
  9. good job gan,artikel ini sangat menarik sekali untuk disimak,keren deh ,,tentunya kami mempunyai wawasan baru yang kami dapatkan setelah membacanya,thanx yah :-)

    BalasHapus
  10. Setelah sayah membaca semua isi disini,sungguh sangat louarbiasa ini pengalaman baru dan banyk sekali hal-hal yang sayah dapatkan setelah membacanya

    BalasHapus
  11. bagus sekali info nya

    banyak sekali info info menarik nya
    terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

HIMBAUAN BERKOMENTAR :
1. Tersenyum Dulu | 2. Berkomentarlah sesuai dengan artikel diatas | 3. Gunakan Open ID / Name Url / Google+ | 4. Gunakan Bahasa Yang Jelas | 5. Jaga Kesopanan Ingat Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE :) | 6. Jangan Nye-SPAM | 7. Maaf, link aktif otomatis terhapus| 8. Jangan Berpromosi | 9. Jangan minta transfer pulsa | 10. Begitulah.

Postingan Populer