Dengan "Blue Core" Bisakah Yamaha Mengalahkan Honda ?


Ilustrasi


Dunia otomotif roda dua kini lagi ramai membicarakan istilah baru. Adalah "Blue Core" yang lagi digembar-gemborkan oleh pabrikan berlogo garputala, Yamaha. Sejak oktober lalu, Yamaha memang telah mengenalkan teknologi ini yang konon memberikan efek lebih irit 50% dibandingkan dengan teknologi konvensional (karburator). 

Teknologi Blue Core ini sebelumnya telah digunakan di motor matic Nozza Grande yang diproduksi oleh Yamaha Vietnam, dan Grand Filano dari Yamaha Thailand sedangkan di Indonesia disematkan pada Mio M3 125. Motor matic yang telah menggunakan teknologi ini hanya membutuhkan bahan bakar 1 liter untuk mencapai jarak 54 km.


Menurut berbagai sumber, inti dari teknologi ini terletak terjaganya suhu mesin dengan penambahan oil jet piston cooler yang disemprotkan ke permukaan bawah piston serta berkurangnya gesekan yang mereduksi tenaga sehingga menjadikan performa motor lebih stabil.

Pertanyaannya, Dengan Blue Core mampukah Yamaha mengalahkan penjualan Honda ?

Yamaha
gettyimages.com
Sedikit melihat data, sampai akhir Oktober Honda masih mendominasi penjualan sepeda motor di Indonesia. One Heart Honda masih berjaya dengan total penjualan mencapai 4.250.429 unit. Total ini menjadikan Honda memuncaki tahta sebagai produsen sepeda motor yang paling dicari dan disukai masyarakat Indonesia dengan penguasaan share 63,17%. 

Honda mampu mengebiri ambisi Yamaha dan memaksanya tetap berada di posisi Runner Up dengan selisih penjualan yang sangat tajam yakni 2.085.558 unit atau 31%. 3 pilar pertahanan Yamaha yakni Matic, Bebek dan Bebek LPM (Low Price Model) telah luluh lantak disapu habis oleh produk-produk Honda. Satu-satunya kekuatan Yamaha saat ini hanyalah terletak pada produk-produk sportnya. Bahkan beberapa saat lalu, sport Yamaha pun ketetaran melawan sportnya Honda. 

Mio M3 Blue Core ini sepertinya memang dijadikan spirit baru Yamaha untuk menggigit balik Honda. Tentu saja dengan prasyarat-prasyarat tertentu yang lumayan berat. Salah satunya adalah bagaimana Yamaha mampu membangun komunikasi produk yang baik dengan konsumen melalui iklan. Butuh budget besar untuk itu melakukan hal ini. Tetapi sisi postifnya adalah Orang Indonesia menyukai hal-hal yang berbau "baru" dan mudah terprofokasi oleh iklan  

"Ketidaksolidan pabrikan yamaha dengan dealer terletak pada perbedaan orientasi".
Kendala yang paling berat bagi Yamaha adalah ketidaksolidan antara pabrikan dengan dealer, seperti yang terjadi di banyak daerah. Jogya, Solo, dan sekitarnya. Ketidaksolidan tersebut terletak pada perbedaan strategi. Di masa-masa penjualan menurun, pabrikan mengambil strategi "market driven by volume" dengan memacu volume penjualan untuk meraih share. Itu wajar karena sharenya tertinggal jauh dengan Honda.

Akan tetapi, dealer-dealer justru cenderung main kucing-kucingan dengan pabrikan dan tetap mengambil strategi "market driven by price". Akibatnya tidak ada kesatuan harga antar dealer yang ujung-ujungnya adalah permainan harga. Perwakilan Yamaha di daerah yang notabene pemegang regulasi tidak berdaya menghadapi dealer-dealer. Selain itu entah bagaimana petugas-petugasnya tidak lebih sebagai administrator ketimbang sebagai policy maker. 

MUnculnya Mio M3 Blue Core ini sepertinya dipakai untuk menyelamatkan harga diri atas realita rivalitas dengan Honda. Tetapi hukum alam selalu berkata bahwa yang terbaik akan menang. Bagi saya simple saja bahwa dominasi Honda terlalu kuat untuk diruntuhkan Yamaha dalam waktu sesaat. Dengan selisih total penjualan yang begitu dalam jauh menujukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memilih Honda ketimbang Yamaha. Ini Fakta ! Apalagi teknologi yang disematkan di motor-motor honda mudah diaplikasikan dan dipahami oleh konsumen. 

Tapi entahlah, siapa tahu strategi Blue Core ini mampu mencuri 30% share penjualan motor matic secara nasional yang dipegang oleh Honda atau justru sebaliknya yakni Yamaha semakin tak berkutik melawan Honda. Setahu saya strategi Honda adalah "Kill Yamaha". Dan kalau strategi ini berhasil, bisa jadi Yamaha akan "dipaksa" berjualan genset dengan merk Yamaha ketimbang motor roda duanya. Siapa yang tahu ?



Referensi :
1. AISI
2. yamaha-motor.co.id
3. Bincang-bincang via BBM

     

Komentar

  1. desainnya cantik ya mbak, tapi sejujurnya saya tidak terbiasa dengan motor bentuk metic, soalnya selalu keingetan posnelingnnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau matic mestinya lebih mudah pakainya mas....dulu papanya anak-anak beliin vega malah saya yang gak bisa akhirnya dijual di beliin motor matic lagi...he...he..he... terima kasih kunjungannya....

      Hapus
  2. biar adil saya pakai motor produk yamaha dan bonda di rumah
    teknologi bluecore tampaknya menjanjikan, yg saya pakai skarang lumayan boros

    BalasHapus
  3. mau donk pake motor yg hemat BBM lumayan kan selagi BBM mahal hahaha...termasuk motor ini nih :)

    BalasHapus
  4. makin lama nih persaingan dunia otomotif makin canggih dan ketat aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat ketat..apalagi nanti ketika AFTA diberlakukan....

      Hapus
  5. Indonesia memang jadi 'surga' buat negara-negara penghasil kendaraan. Hobi bganet deh beli kendaraan baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena penduduknya sangat besar mas, makanya Indonesia, thailand, india masih menjadi primadona bisnis otomotif roda dua.

      Hapus
  6. Kehadiran Blue Core menjawab keinginan masyarakat akan motor
    yang bertenaga namun tetap hemat bahan bakar.
    Teknologi Blue Core menyempurnakan proses pembakaran hingga mampu mengoptimalkan efisiensi bahan bakar hingga 50%*. Jarak tempuh jadi bisa lebih jauh

    BalasHapus

Posting Komentar

HIMBAUAN BERKOMENTAR :
1. Tersenyum Dulu | 2. Berkomentarlah sesuai dengan artikel diatas | 3. Gunakan Open ID / Name Url / Google+ | 4. Gunakan Bahasa Yang Jelas | 5. Jaga Kesopanan Ingat Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE :) | 6. Jangan Nye-SPAM | 7. Maaf, link aktif otomatis terhapus| 8. Jangan Berpromosi | 9. Jangan minta transfer pulsa | 10. Begitulah.

Postingan Populer